
Festival Payung Indonesia (FESPIN) XII kembali digelar pada 5–7 September 2025 di Taman Balekambang, Solo. Mengusung tema “Catra Panji”, festival ini mengangkat kisah legendaris dari Jawa Timur yang kaya akan nilai budaya dan seni.
🎭 Tema “Catra Panji”: Merayakan Kisah Nusantara
“Catra Panji” terinspirasi dari cerita rakyat Panji, yang berasal dari masa Kerajaan Kediri abad ke-12. Kisah-kisah seperti Keong Emas, Ande-Ande Lumut, dan Cindelaras menjadi fokus utama, menampilkan nilai-nilai luhur dalam budaya Jawa. Cerita ini telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda dunia.
☂️ Parade Payung Nusantara: Warna dan Kreativitas
Salah satu daya tarik utama FESPIN XII adalah Parade Payung Nusantara, yang menampilkan beragam payung tradisional dari berbagai daerah di Indonesia. Parade ini tidak hanya memamerkan keindahan payung, tetapi juga melibatkan komunitas dan seniman lokal dalam kolaborasi kreatif.

🖼️ Pameran Payung Catra Panji: Memperkenalkan Sejarah dan Seni
Pameran ini menampilkan koleksi payung dari edisi perdana FESPIN hingga tahun 2025. Salah satunya adalah payung Catra Panji Artefak Payung Batik Nusantara, yang dibuat dari kain batik dan bambu dengan diameter 70 cm dan tinggi 63 cm. Payung ini memiliki nilai historis sebagai hiasan dekoratif dalam pertunjukan dan festival.
🎶 Panggung Kesenian: Menampilkan Seni Tradisional dan Modern
FESPIN XII menghadirkan berbagai pertunjukan seni dari sanggar dan komunitas, seperti Tarian Catra Sungsung dari Anjawani Hasta Maheswari Art Jogjakarta. Tarian ini menggambarkan kisah payung dalam upacara labuhan, simbol dari pemimpin yang membawa kedamaian dan melestarikan warisan budaya.

🛍️ Pasar Festival dan Selasar Solo Art Market: Menyajikan Karya Kreatif
Pasar Festival dan Selasar Solo Art Market menjadi ruang bagi komunitas dan UMKM lokal untuk memamerkan karya seni, kerajinan tangan, dan fesyen kekinian. Pengunjung dapat menemukan berbagai produk kreatif yang mencerminkan kekayaan budaya Solo dan sekitarnya.
🎉 FESPIN: Lebih dari Sekadar Festival
FESPIN bukan hanya sekadar festival seni, tetapi juga menjadi ruang interaksi bagi para pelaku seni dan budaya. Dengan menghadirkan berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat, festival ini diharapkan dapat memperkuat identitas budaya dan meningkatkan pariwisata di Solo.