
Bandung – Kota Kembang tak hanya dikenal lewat kuliner dan kreativitas anak mudanya, tapi juga lewat salah satu ajang paling bergengsi di dunia perfilman Indonesia: Festival Film Bandung (FFB). Tahun ini, FFB memasuki usia ke-38, dan semangatnya untuk mengapresiasi insan film tanah air tetap menyala seperti pertama kali digelar pada 1987.
🌟 Dari Komunitas Pecinta Film ke Ajang Nasional

Yang menarik, FFB bukanlah acara yang lahir dari lembaga besar atau pemerintah pusat. Festival ini diprakarsai oleh komunitas Forum Film Bandung (FFBena) — sekelompok pengamat dan pecinta film yang punya dedikasi tinggi terhadap perkembangan sinema Indonesia.
Sejak awal, semangat FFB adalah memberi apresiasi yang murni dan independen terhadap karya film, sinetron, hingga serial web yang layak mendapatkan perhatian publik. Itulah mengapa penghargaan yang mereka berikan disebut “Terpuji”, bukan sekadar “Terbaik”. Kata “terpuji” menandakan penghormatan terhadap nilai, pesan, dan kualitas yang dibawa setiap karya.
🏆 Penghargaan dengan Nilai Kemanusiaan dan Kebangsaan

Berbeda dengan festival film lain, FFB dikenal karena seleksi dan pengamatannya yang konsisten. Para juri menonton ratusan film, sinetron, dan serial web sepanjang tahun — mulai dari karya yang tayang di bioskop besar hingga tayangan digital.
Kategori penghargaan FFB mencakup:
- Film Indonesia Terpuji
- Serial Web Terpuji
- Serial Televisi/Sinetron Terpuji
- Film Impor Terpuji
- Aktor dan Aktris Terpuji dalam berbagai format
- Serta penghargaan Lifetime Achievement, bagi tokoh yang telah berdedikasi bagi dunia perfilman.
Tahun 2024 lalu, misalnya, Erros Djarot menerima penghargaan Lifetime Achievement — bukti bahwa FFB juga menghargai perjalanan panjang para pelaku seni film.
🎥 Tema dan Semangat 2025: Bhineka Sinema Indonesia
FFB 2025 mengusung tema “Bhineka Sinema Indonesia”, sebuah seruan agar dunia film tanah air terus menampilkan keberagaman — dari bahasa, budaya, hingga perspektif sosial. Tema ini menjadi simbol semangat bahwa film bukan sekadar hiburan, melainkan medium pemersatu bangsa yang majemuk.
Periode penilaian FFB 2025 berlangsung dari 1 September 2024 hingga 31 Agustus 2025, dengan malam puncak yang dijadwalkan pada 31 Oktober 2025 di Kota Bandung.
💡 Lebih dari Sekadar Penghargaan

Yang membuat FFB istimewa adalah pendekatannya yang humanis dan edukatif. Banyak sineas muda menilai FFB sebagai tempat belajar memahami makna film secara lebih dalam — bukan hanya dari sisi komersial, tapi juga nilai sosial dan budaya.
Selain malam penghargaan, FFB juga sering diisi dengan:
- Pemutaran film-film nominasi di ruang publik Bandung.
- Diskusi panel antara sutradara, aktor, dan kritikus.
- Workshop perfilman untuk pelajar dan mahasiswa.
Semua itu membuat FFB menjadi ruang dialog antara penonton dan pembuat film, sesuatu yang jarang terjadi di festival lain.
🎞️ Bandung, Rumah Sinema yang Tak Pernah Padam
Dengan latar sejarah panjang, kreativitas tanpa batas, dan semangat independen, Festival Film Bandung telah membuktikan bahwa apresiasi film bisa tumbuh dari akar komunitas. Ia bukan sekadar ajang seremonial, tapi juga cermin perjalanan sinema Indonesia yang penuh warna dan makna.
Ketika layar bioskop menampilkan karya anak bangsa, FFB hadir sebagai penonton pertama yang berkata:
“Film Indonesia layak dipuji.”